KabarNewsLine -Ketua Lami Kepulauan Riau, Datok Agus Ramdah, merespons keras kasus seorang siswa SDN 005 Tanjungpinang Kota yang dikeluarkan dari sekolah setelah orang tuanya memprotes dugaan pungutan liar (pungli) hadiah lomba. Informasi ini berdasarkan lansiran salah satu media pada Rabu, 11 Desember 2024.
“Ini tindakan yang mencoreng dunia pendidikan. Bagaimana mungkin sekolah, yang seharusnya menjadi tempat mendidik dan melindungi siswa, justru menjadi pelaku pelanggaran hak anak hanya karena orang tuanya menyuarakan kebenaran? Ini tidak bisa dibiarkan!” tegas Datok Agus.
Ia mengecam keras dugaan potongan hadiah lomba sebesar 50 persen tanpa alasan jelas, yang disebut sebagai awal mula konflik. Datok Agus menilai, langkah sekolah yang mengeluarkan siswa melalui surat pindah atas nama orang tua adalah tindakan sewenang-wenang.
“Jika benar ada pemotongan hadiah lomba tanpa dasar yang jelas, itu adalah pungli. Tapi yang lebih buruk adalah reaksi sekolah yang malah menghukum anak dengan mengeluarkannya. Ini adalah bentuk pelecehan terhadap hak pendidikan anak, dan sangat tidak bermoral!” ujarnya dengan nada keras.
Datok Agus mendesak Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang untuk segera bertindak. Menurutnya, kasus ini harus diusut tuntas, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab harus diberikan sanksi tegas. “Jika ini dibiarkan, maka akan menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan. Dinas Pendidikan harus hadir dan membuktikan keberpihakannya pada kebenaran, bukan melindungi pelanggaran,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pihak sekolah agar tidak bermain-main dengan kepercayaan masyarakat. “Sekolah adalah tempat mencetak generasi penerus bangsa, bukan ladang pungli atau alat balas dendam. Kami di LAMI tidak akan tinggal diam. Jika diperlukan, kami siap membawa kasus ini ke ranah hukum demi keadilan bagi anak ini,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Datok Agus memberikan pesan penting bagi semua pihak. “Jangan pernah jadikan anak sebagai korban atas persoalan yang bukan kesalahannya. Pendidikan adalah hak dasar yang tidak boleh dikorbankan. Saya berharap kasus ini menjadi pelajaran keras agar tidak ada lagi insiden serupa,” pungkasnya.
Berita Ini, Masih Butuh Konfirmasi Selanjutnya.
0 Komentar