KabarNewsLine -Kontroversi bantuan beras dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi pembicaraan hangat setelah munculnya gambar Gubernur Ansar Ahmad di kemasan beras tersebut. Dugaan adanya kampanye terselubung jelang Pilkada 2024 pun ramai diperbincangkan di media sosial, memicu spekulasi di kalangan masyarakat.
Menanggapi isu yang viral, Ketua Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI) Kepri, Datok Agus Ramdah, memberikan pernyataan tegas. Ia meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh spekulasi yang belum terbukti.
"Penggunaan gambar gubernur pada bantuan sosial adalah hal yang umum dan tidak bisa langsung diasosiasikan dengan kampanye. Masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu yang belum jelas dasarnya," tegas Datok Agus dalam pernyataannya.
Datok Agus juga mengajak masyarakat untuk tetap fokus pada tujuan utama bantuan tersebut, yaitu membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama di tengah situasi ekonomi yang menantang. Ia menekankan pentingnya melihat permasalahan ini dengan objektif, tanpa terbawa oleh narasi yang berpotensi memecah belah.
“Jangan sampai bantuan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat justru dipolitisasi tanpa dasar yang kuat,” tambahnya.
Sementara itu, pihak Tim Percepatan Pembangunan Kepri melalui Suyono Saeran, turut merespons isu ini. Suyono memastikan bahwa bantuan beras yang disalurkan oleh Gubernur Ansar Ahmad tidak ada kaitannya dengan kampanye politik.
“Program bantuan sosial ini sudah dianggarkan sejak tahun 2021, saat awal Pak Ansar menjabat sebagai gubernur. Ini merupakan bagian dari program rutin Pemprov Kepri yang sudah berjalan beberapa tahun,” jelas Suyono dalam wawancara di salah satu Media, Sabtu (7/09/2024/Red).
Menurutnya, spekulasi terkait politisasi bantuan tersebut tidak berdasar karena Ansar Ahmad masih menjabat sebagai gubernur yang sah. "Tidak ada politisasi di sini, karena Pak Ansar menjalankan tugasnya sebagai gubernur yang sah," pungkas Suyono.
Dengan pernyataan dari berbagai pihak, masyarakat diharapkan tetap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar dan tidak terbawa arus provokasi yang dapat memecah belah.
(Tinta Jurnalis News)
0 Komentar